Pengertian Sholat Sunnah Utaqa dan Tata Cara Pelaksanaanya

JAKARTA, iNews.id – Pengertian sholat utaqa dan tata cara pelaksanaannya yang perlu diketahui oleh seorang muslim. Diantara amalan ibadah khitan yang diselenggarakan pada bulan Syawal adalah salat sunat Utaqa. Sholat ini terdiri dari delapan rakaat.
Shalat utaqa ini bisa dilakukan siang atau malam hari. Doa ini bisa dilakukan dengan empat atau dua salam. Shalat khitan ini juga bisa dilakukan pada tanggal manapun di bulan Syawal karena tidak ada ketentuan mengenai tanggal pelaksanaannya.
Shalat ini disebut shalat utaqa (shalat pembebasan) karena Allah SWT akan membebaskan orang yang mengamalkan shalat sunat ini dari tekanan hutang dan Allah akan mengabulkan keinginannya. Syekh Abdul Qadir Al-Jailani memasukkan hadits berikut tentang keutamaan shalat utaqa.
Nabi, semoga Tuhan memberkatinya dan memberinya kedamaian, berkata: Dan orang yang memberkati saya dengan kebenaran, tidak ada hamba yang berdoa doa ini kecuali Tuhan memberinya sumber kebijaksanaan dalam pengobatannya. Tuhan memberkatimu را له. Tuhan memberkati. Dan jika itu adalah hutang kita, Tuhan akan menghakiminya. Dan saya tidak tahu apa-apa. Tuhan memberkatimu. Tuhan memberkatimu.
Artinya, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Demi Allah, Allah yang mengutus aku dengan hak, tidak ada seorang hamba pun yang mengerjakan shalat ini, kecuali Allah mengalirkan mata air hikmah di dalam hatinya; Tuhan menggerakkan lidahnya untuk mengucapkan kata-kata yang mengandung hikmat; dan Tuhan menunjukkan kepadanya penyakit dan juga obat dunia. Demi Allah, Tuhan yang mengutus saya dengan kebenaran, tidak ada seorang hamba pun yang melakukan doa ini seperti yang saya katakan, tetapi Allah mengampuni dia setiap kali dia mengangkat kepalanya dari sujud. Kalaupun meninggal, maka kematiannya dianggap syahid yang membawa ampunan Ilahi. Demi Allah, Allah yang mengutus aku dengan hak, tidak ada hamba yang mengerjakan shalat ini dalam perjalanan, melainkan Allah memudahkan perjalanan dari keberangkatan hingga kembali ke tujuan. Sekalipun dia berhutang, Tuhan pasti akan menutupi hutangnya. Bahkan jika dia berada di atas keinginannya, Tuhan akan memenuhi keinginannya. Demi Allah, Allah yang mengutus saya dengan kebenaran, tidak ada seorang hamba pun yang melakukan shalat ini, melainkan Allah memberinya makhrafa untuk setiap surat dan setiap ayat yang dibacanya.’ Para sahabat bertanya, ‘Apa itu Makhrafah, wahai Rasulullah?’ Nabi SAW menjawab, ‘Makhrafah adalah taman di surga di mana seekor kuda yang berjalan di bawah naungan salah satu pohon di dalamnya selama seratus tahun tidak mencapai tepi naungan,'” (Lihat Syekh Abdul Qadir Al-Jailani , Al-Ghuniyah li Talibi Thariqil Haqqi Azza wa Jalla, Beirut, Darul Pole Al-Ilmiyah, edisi pertama, 1997 M/1417, bab II, halaman 249).
Editor: Komaruddin Bagja
Ikuti iNewsAceh News di Google News
Bagikan Artikel: