liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138

Sakit Infeksi Gigi Tak Mau Makan, Gajah Dwiki Berusia 43 Tahun Akhirnya Mati

Sakit Infeksi Gigi Tak Mau Makan, Gajah Dwiki Berusia 43 Tahun Akhirnya Mati

MEDAN, iNews.id – Seekor gajah bernama Dwiki mati di Kamp Konservasi Gajah Aek Nauli (ANECC), Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Gajah jantan berusia 43 tahun ini tak tertolong dan dinyatakan meninggal pada Selasa (14/2/2023) pukul 06.20 WIB.

Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut Rudianto Saragih Napitu mengatakan, awalnya pada 18 Desember 2022, dua ekor gajah Dwiki dan Dini dipindahkan dari Suaka Margasatwa Barumun Nagari (BNWS) ke ANECC.

Pemindahan gajah ini selalu didampingi tim medis veteriner dari Vesswic. Setelah sampai di ANECC, dilakukan perawatan intensif dengan pemberian makanan, obat-obatan dan vitamin.

Kemudian, pada 7 hingga 8 Januari 2023, tim medis Vesswic yakni drh Daniel Sianipar dan drh Munhar berkunjung ke ANECC untuk memantau kesehatan gajah Dwiki dan Dini.

“Saat dilakukan pemeriksaan kesehatan, gajah Dwiki menemukan bahwa luka luar di pipi kanannya sudah mulai sembuh dan gajah tersebut sudah mulai makan dan minum meski hanya sedikit,” ujarnya, Jumat (17/2/2023).

Kemudian pada minggu kedua Februari 2023, gajah Dwiki mulai mengalami perubahan perilaku yaitu tidak mau makan. Karena kondisi tersebut, pada 11 Februari, Vesswic kembali ke ANECC.

Selain itu, tim vesswic juga dibantu oleh Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Genetika Spesies dengan mengirimkan dokter hewan ahli gajah dari Taman Safari Indonesia (TSI), Dr. Bongot Huaso Muka dan Dr. M. Nanang Tejolaksono, untuk melakukan perawatan intensif. gajah Dwiki. .

“Tindakan dilakukan dengan memberikan 100 botol infus, obat-obatan dan vitamin. Namun kondisi gajah Dwiki semakin melemah, akhirnya pada Selasa 14 Februari 2023 pukul 06.20 WIB tidak terelakkan dan dinyatakan meninggal dunia,” ujarnya.

Kepala BBKSDA, dilakukan nekropsi dengan hasil sesuai penjelasan dokter. Elephant Dwiki mengalami infeksi pada gigi bawah kanannya sehingga tidak bisa tumbuh normal.

Hal ini mengakibatkan gigi geraham atas yang sehat tidak tumbuh normal sehingga tampilan gigi menjadi asimetris antara kiri dan kanan. Kelainan struktur gigi ini membuat gajah sulit makan dan makanan yang dimakannya berkurang.

Editor: Donald Karouw

Ikuti iNews Sumut News di Google News

Bagikan Artikel: