liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138

Surat Yasin Ayat 5-6 tentang Diutusnya Nabi Muhammad SAW, Arab, Latin, Arti, dan Tafsirnya

Surat Yasin Ayat 5-6 tentang Diutusnya Nabi Muhammad SAW, Arab, Latin, Arti, dan Tafsirnya

JAKARTA, iNews.id – Isi Surat Yasin ayat 5-6 tentang diutusnya Nabi Muhammad oleh Allah SWT patut untuk disimak. Surat Yasin ayat 5-6 tentang diutusnya Nabi Muhammad SAW patut untuk disimak. Surat Yasin adalah surat Makkiyah yang sering dianggap sebagai jantung Al Quran.

Hal ini dikarenakan isi surat Yasin dianggap mengandung inti dari keseluruhan isi Al-Qur’an. Terdiri dari 83 ayat, Surah Yasin merupakan surah ke-36 yang dianjurkan untuk diamalkan.

Hal ini sebagaimana yang ditegaskan oleh Nabi dalam sebuah hadits di bawah ini:

“Sesungguhnya segala sesuatu memiliki hati, dan hati Al-Quran adalah Yasin. Aku ingin surat Yasin itu ada di hati semua umatku.” (HR. al-Bazzar).

Surat Yasin ayat 5-6 bahasa arab, latin, dan artinya

Melansir dari Sindonews, Surat Yasin ayat 5-6 menegaskan bahwa Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW sebagai peringatan bagi umat manusia.

Diturunkannya Nabi Muhammad SAW menandai berakhirnya masa fatrah. Masa fatrah adalah masa di mana tidak ada (kosong) kehadiran nabi.

Allah SWT berfirman:

تَنْزِيلَ الْعَزِيزِ الرَّحِيمِ

لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَا أُنْذِرَ ابَاوُهُمْ فَهُمْ غَافِلُونَ

Latin: Tanzīlal-‘azīzir-raḥīm

Litunżira qaumam mā unżira ābā`uhum fa hum gāfilụn

Artinya: (sebagai wahyu) yang diturunkan oleh (Allah) Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang, agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang nenek moyangnya tidak pernah diberi peringatan, karena itu mereka lengah. (QS Yasin: 5-6)

Tafsir Kata Tanzil Ayat 5

Mengutip laman Tafsir Al-Quran, kata tanzil merupakan masdar dari nazzala-yunazzilu yang artinya menurunkan. Lalu apa makna yang terungkap dalam ayat ini? Setidaknya ada tiga aspek makna yang dapat digunakan.

Pertama, menurut al-Shabuni, Quraish Shihab, dan mayoritas ahli tafsir memahami bahwa yang diturunkan adalah Al-Qur’an, hal ini merujuk pada surat Yasin ayat 2.

Pada ayat sebelumnya Allah menegaskan kedudukan Al-Qur’an sebagai kitab suci yang diturunkan kepada nabi unummi yaitu Nabi Muhammad SAW dan bahwa Al-Qur’an tidak ditulis oleh manusia.

Penegasan semacam ini juga dapat dilihat pada ayat-ayat lain, antara lain dalam QS As-Shu’ara ayat 192, As-Sajdah ayat 2, Az-Zumar ayat 1, dan Al-Ghafir ayat 2.

Bahkan Allah menantang mereka yang meragukan dan menganggap bahwa Al-Qur’an adalah karangan manusia untuk menjadikan Al-Qur’an seperti mereka. Tuhan berkata:

وَاِنْ كُنْتُمْ فِيْ ريْبٍ مِّمَّ نََّلْنَا عَلى عْدِنَا فَإِوا بسورَةٍ مِّنِ مِِِثِلٖ

Dan jika kamu meragukan (Al-Qur’an) yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah surat yang serupa dengannya dan undanglah penolongmu selain Allah, jika kamu adalah orang-orang yang benar. (QS. Al-Baqarah [2]:23)

Kedua, kata tanzil diartikan sebagai mengutus, yang dikirim oleh Nabi Muhammad SAW mengacu pada ayat ke-3 dalam surah ini. Di antara para mufassir yang berpendapat demikian antara lain at-Tabari dan al-Qurtubi.

Sedangkan pengertian yang ketiga adalah seluruh aspek Islam itu sendiri. Merujuk kata shirath al-Mustaqim pada ayat 4, mufasir yang berpendapat demikian adalah Ibnu Katsir dan al-Maraghi.

Editor: Komaruddin Bagja

Bagikan Artikel: